Kamis, 27 Desember 2012

BIOLOGI SEL (PEMBELAHAN MEIOSIS)

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Pembelahan sel adalah suatu proses dimana material seluler dibagi kedalam dua sel anak. Ada dua macam pembelahan sel, yaitu pembelahan secara langsung ’amitosis’ dan pembelahan secara tidak langsung ’mitosis dan meiosis’.   Sel-sel mengalami pembelahan melalui serangkaian proses yang terjadi berulang kali darin pertumbuhan ke pembelahan, yang dikenal sebagai siklus sel, siklus sel terdiri atas lima fase utama : G1, S, G2, mitosis, dan sitokinesis.
Sel-sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda melakukan pembelahannya, ada sel-sel yang mampu melakukan pembelahan secara cepat, ada yang lambat dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan sama sekali setelah melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel-sel germinatikum kulit mampu melakukan pembelahan  yang sangat cepat untuk menggantikan sel-sel yang rusak atau mati. Akan tetapi sel-sel yang ada pada organ hati melakukan pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel-sel saraf pada jaringan saraf yang sama sekali tidak mampu melakukan pembelahan setelah usia tertentu. Sementara itu beberapa jenis bakteri mampu melakukan pembelahan  hanya dalam hitungan jam, sehingga hanya dalam waktu beberpa jam saja dapat dihasilkan ribuan, bahan jutaan sel bakteri. Sama dengan bakteri, protozoa bersel tunggal mampu melakukan pembelahan hanya dalam waktu singkat, misalkan amoeba, paramecium, didinum, dan euglena.
Amitosis adalah pembelahan inti secara langsung diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Proses pembelahan sel pada sel prokariotik berbeda dengan pembelahan sel pada eukariotik. Pada prokariotik pembelahan sel berlangsung secara sederhana yang meliputi proses pertumbuhan sel, duplikasi materi genetic, pembagian kromosom, dan pembelahan sitoplasma yang didahului dengan pembentukan dinding sel baru. Proses pembelahan yang demikian dinamakan amitosis, amitosis adalah pembelahan sel secara langsung tanpa melibatkan kromosom, contohnya pada sel bakteri.



        BAB II
PEMBAHASAN
Meiosis
Meiosis adalah salah satu cara sel untuk mengalami pembelahan. Ciri pembelahan secara meiosis adalah:
Terjadi di sel kelamin
Jumlah sel anaknya 4
Jumlah kromosen 1/2 induknya
Pembelahan terjadi 2 kali
Pada manusia dan hewan, meiosis terjadi di dalam gonad dan menghasilkan sel gamet seperti spermatosit atau sel telur. Pada tumbuhan, meiosis terjadi pada anthers dan ovaries dan menghasiklan meiospor yang perlahan terdiferensiasi menjadi sel gamet juga.
Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan nuftah. Pada meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengurangan jumlah kromosom induk terhadap sel anak. Disamping itu, pada meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan i (meiosis i) dan pembelahan ii (meiosis ii) pada proses meiosis i. Pada tahap profase i dna dikemas dalam kromosom.pada akhir profare i terbentuk kromosom homolog yang berpasangan membentuk tetrad.
Meiosis 1
1. Interfase
Pada interfase, sel berada pada tahap persiapan untuk mengadakan pembelahan. Persiapannya adalah berupa penggandaan dna dari satu salinan menjadi dua salinan (sama seperti tahap interfase pada mitosis) . Tahap akhir interfase adalah adanya dua salinan dna yang telah siap dikemas menjadi kromosom.
2. Profase I
Pada profase I, dna dikemas dalam kromosom. Pada akhir profase I, terbentuk kromosom homolog yang berpasangan membentuk tetrad. Kromosom homolog adalah kromosom yang terdiri dari dua kromosom identik. ( karena ukuran dan bentuk kedua kromosom sama, bahkan mengandung gen dengan jumlah dan struktur yang sama.)
Profase I merupakan tahap terpanjang dibandingkan dengan tahap lainnya pada meiosis I karena terdiri dari lima tahap, yaitu leptoten, zigoten, pakiten, diploten dan diakinesis.
Pada tahap leptoten, kromatin berubah jadi kromosom yang mengalami kondensasi dan terlihat sebagai benang tunggal yang panjang. Pada beberapa organisme, kromosom tersebut mengandung bentukan seperti manik-manik, yang merupakan daerah kromosom yang menyerap warna dengan kuat, yaitu kromomer.
Pada tahap zigoten , sentrosom membelah menjadi dua, kemudian bergerak menuju kutub yang berlawanan. Kromosom homolog yang berasal dari gamet kedua oarang tua termasuk bagian kromomer saling berdekatan dan berpasangan, atau disebut melakukan sinapsis.
Pada tahap pakiten, tiap kromosom melakukan penggandaan atau replikasi menjadi dua kromatid dengan sentromer yang masih tetap menyatu dan belum membelah. Tiap kromosom yang berpasangan mengandung empat kromatid disebut tetrad atau bivalen.
Pada tahap diploten kromosom homolog terlihat saling menjauhi, saat kromosom homolog menjauh, terjadi perlekatan berbentuk x pada suatu tempat tertentu di kromosom yang disebut kiasma (jamak=kiasmata). Kiasma merupakan bentuk persilangan dua dari empat kromatid suatu kromosom dengan pasangan kromosom homolognya. Kiasma juga merupakan tempata terjadinya peristiwa pindah silang (criossing over) pada kromosom.
Pindah silang terjadi selama profase meiosis I. Ketika kromosom homolog pertama kali muncul bersama sebagai pasangan selama profase I, suatu perlengkapan protein yang dinamakan kompleks sinaptonemal (synaptonemal complex) menggabungkan kromosom sehingga terikat kuat satu dengan yang lainnya, fungsunya mirip ritsleting. Pemasangan berlangsung secara cermat, penataan yang homolog satu sama lain gen demi gen. Pindah silang terjadi ketika porsi homolog dua kromatid bukan saudara bertukar tempat. Dalam kasus manusia, rata-rata dua atau tiga kejadian pindah silang sepertia itu terjadi untuk setiap satu pasanag kromosom. Lokasi pertukaran genetik ini tampak pada mikroskop cahaya sebagai kiasmata. Intinya pindah silang dengan mengkombinasikan dna yang diwarisi dari kedua orang tua menjadi sebuah kromosom tunggal merupakan sumber variasi genetik yang penting dalam siklus hidup seksual.)
Pada tahap diakinesis terbentuk benang-benang spindel dari pergerakan dua sentriol (hasil pembelahan) kearah kutub yang berlawanan. Diakinesis diakhiri denganmenghilangnya nukleolus dan membran nukleolus serta tetrad mulai bergerak bidang equator.
3. Metafase I
Pada metafase I tetrad berada pada bidang ekuator. Pada bidang ekuator benang-benang spindel (mikrotubul) melekatkan diri pada setiap sentromer kromosom. Kromosom sekarang tersusun dalam pelat metafase, masih dalam pasangan homolog.. Ujung benang spindel yang lainnya membentang melekat di kedua kutub pembelahan yang berlawanan.
4. Anafase I
Seperti pada mitosis, alat gelendong menggerakan kromosom ke arah kutub. Akan tetapi, kromatid saudara tetap terikat pada sentromernya dan bergerak sebagai satu unit tunggal ke arah kutub yang sama. Kromosom homolog bergerak ke arah kutub yang berlawanan (hal ini berkebalikan dengan perilaku kromosom selama mitosis. Dalam mitosis, kromosom muncul sendiri-sendiri pada pekat metafase dan bukan dalam pasangan, dan gelendong memisahkan kromatid saudara masing-masing kromosom.)
5. Telofase I
Pada telofase I ini sel hasil pembelahan telah memiliki separo jumlah kromosom sel induk (haploid). Kromosom yang terdiri dari dua kromatid sampai di kutub sel. Kromosom berubah menjadi benang kromatin .membran inti dan nukleolus muncul. Terjadi proses pembelaham sitokinesis. Benang spindel lenyap . Itu sebabnya meiosis i sering disebut pembelahan reduksi karena ada pengurangan kromosom dari 2n —> n.

Meiosis II

meiosis II adalah bagian kedua dari proses meiosis. Banyak dari proses ini mirip dengan mitosis. Hasil akhirnya adalah produksi dari empat sel haploid (23 kromosom, n pada manusia) dari dua sel haploid (22 kromosom, n * masing-masing kromosom terdiri dari dua kromatid kakak) diproduksi di meiosis I. Empat langkah utama meiosis II adalah: profase II, metaphase II, anaphase II, dan telofase II
· Profase II
Hilangnya nukleolus dan amplop nuklir lagi dan juga memperpendek dan penebalan kromatid. Sentriol pindah ke daerah kutub dan mengatur serat spindel untuk divisi meiosis kedua. Gelondong terbentuk dan kromosom berkembang kearah pelat metafase II.
· Dalam metafase II
Berisi dua sentromer kinetochores yang menempel pada kumparan serat dari centrosomes (sentriol) di kutub masing-masing. Lempeng metafase baru khatulistiwa diputar 90 derajat jika dibandingkan dengan meiosis I, tegak lurus ke piring sebelumnya. Kinetokor kromatid saudara dari masing-masing kromosom menuju kearah kutub-kutub yang berlawanan.
· Anafase II,
Dalam anafase II, di mana sentromer yang dibelah, memungkinkan mikrotubulus menempel pada kinetochores untuk menarik kakak kromatid terpisah. Kromatid kakak yang oleh konvensi ini sekarang disebut kromosom adik ketika mereka bergerak menuju kutub yang berlawanan.

· Telofase II
Dalam telofase II, yang mirip dengan telofase I, dan ditandai oleh perpanjangan kromosom dan menghilangnya kumparan.nukleus terbentuk pada kutub sel yang berlawanan, dan sitokenesis terjadi. Pada masing-masing sitokenesis terdapat 4 sel anak, masing-masing dengan set kromosom haploid dari kromosom yang tidak di replikasi . Meiosis sekarang lengkap dan berakhir dengan empat sel anak baru.



Perbedaan  mitosis dan meiosis pada manusia, hewan dan tumbuhan
pembelahan
Manusia
Hewan
tumbuhan
Meiosis
  Memiliki sentriol
  Terbentuk cincin kontraktil
  Pada oogonium terbentuk 4 sel anakan namun 3 sel tereduksi
  Gamet jantan berflagel
  Memiliki sentriol
  Terbentuk cincin kontraktil
  Pada oogonium terbentuk 4 sel anakan namun 3 sel tereduksi
  Gamet jantan berflagel
  Tidak memiliki sentriol
  Terbentuk plat lamela tengah
  Pada oogonium terbentuk 4 sel telur, namun 3 sel tereduksi, setelah itu akan mengalami pembelahan mitosis menghasilkan sel sinergit, intikandung lembaga sekunder.
  Gamet jantan tidak berflagel

Tujuan dari pembelahan mitosis pada mahkluk hidup bersel banyak
adalah memperbesar ukuran tubuh dan mengganti sel-sel tubuh yang mengalami kerusakan. Sedangkan pada mahkluk hidup bersel satu, mitosis bertujuan untuk memperbanyak jumlah sel dan mempertahankan dari kepunahan.
Tujuan dari pembelahan meiosis
adalah untuk pembentukan sel kelamin (gametogenesis). Pembentukan sperma pada hewan jantan disebut spermatogenesis sedangkan pembentukan ovum disebut oogenesi. Pada tumbuhan tingkat tinggi pembentukan serbuk sari disebut mikrosporogenesis, sedangkan pembentukan bakal buah disebut makrosporogenesis atau megasporogenesis.
Keterkaitan /hubungan pembelahan sel dengan pewarisan sifat
Pembelahan sel baik itu mitosis maupun meiosis sebenarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu mewariskan sifat (genetik) yang ada pada sel yang sedang membelah tersebut kepada sel-sel turunannya. Di dalam sel terdapat kromosom yang mengandung gen. Ketika sel melakukan pembelahan, kromosom di dalam inti akan menduplikat yang akan diwariskan kepada sel anak. Sehingga sel anak akan menerima (mewarisi) kromosom-kromosom dan gen-gen dengan tipe dan ukuran yang sama dari induknya.
Dengan demikian setiap individu mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan induknya dan masing-masing kromosom tersebut merupakan sumbangan dari kedua induknya.

aneuploidi pada manusia bisa terjadi karena nondisjunction (gagal berpisah) pada saat gametogenesis.
beberapa mutan manusia yang terjadi akibat nondisjunction:

~Sindrome Turner (45,XO atau 44A + X)
sindrome turner terjadi pada setiap 1 dari 3000 wanita. gangguan kesehatan yang sering dialami adalah gangguan ginjal, tekanan darah tinggi, jantung, diabetes, katarak dan kelebihan berat badan. Penderita mempunyai 44 autosom dan hanya 1 kromosom X. Oleh karena itu, kariotipenya menjadi 45,XO atau 44A + X. Kelainan ini ditemukan pertama kali oleh HH. Turner pada tahun 1938. Penderita sindrome Turner berkelamin wanita, namun tidak memiliki ovarium, alat kelamin bagian dalam terlamat perkembangannya (infantil) dan tidak sempurna (infantil) dan tidak sempurna, steril, kedua puting susu berjarak melebar, payudara tidak
berkembang, badan cenderung pendek, dada lebar, leher pendek, mempunyai gelambir pada leher, dll.

~Sindrome Klienfelter (47,XXY atau 44A + XXY)
penderita sindrom Kleinfelter mengalami penambahan 1 kromosom pada kromosom kelaminnya sehingga mempunyai 44 autosom dan 3 kromosom kelamin yaitu XXY. Susunan kromosom kelamin XXY diakibatkan fertilisasi ovum XX oleh sperma Y atau ovum X oleh sperma XY. Kelainan ini ditemukan oleh H.F. Klienfelter (1942). Penderita Kleinfelter berkelamin laki-laki tetapi cenderung bersifat kewanitaan, testis mengecil dan mandul (steril), payudara membesar, dada sempit, pinggul lebar, rambut badan tidak tumbuh, tubuhnya cenderung tinggi (lengan dan kakinya panjang), mental terbelakang.

~Sindrome Down (47,XY + 21 dan 47,XX + 21)
penderita mengalami kelebihan 1 autosom pada kromosom nomor 21 dan dapat terjadi pada laki-laki dan perempuan. sindrome ini terjadi karena nondisjunction pada autosom nomor 21 ketika pembentukan ovum. susunan kromosom pada penderita laki-laki adalah 47,XY + 21, sedangkan penderita perempuan adalah 47,XX + 21. Kelainan ini ditemukan oleh J. Langdon Down pada tahun 1866 dengan ciri-ciri tinggi badan sekitar 120 cm, kepala lebar dan
pendek, bibir tebal, lidah besar dan menjulur, liur selalu menetes, jari pendek dan gemuk terutama kelingking, telapak tangan menebal, mata sempit miring ke samping, gigi kecil-kecil dan jarang, IQ rendah, umumnya steril. penderita sindrom Down ada yang idiot (IQ 24); imbisil (IQ 25-49); dan ada yang debil (IQ 50-69). Kelainan sindrome Down bersifat unuversal, artinya terdapat dimana-mana tanpa membedakan bangsa, kedudukan dan keadaan sosial. Kelainan ini banyak djumpai di Indonesia. Di kota besar biasanya terdapat panti asuhan yang menerima
anak-anak penderita sindrom Down.

~Sindrome Patau (47,XY + 13 dan 47,XX + 13)
penderita sindrom patau mempunyai 45 autosom. Kelebihan kromosom ini disebut trisomi. Dengan demikian seluruhnya terdapat 45 autosom dengan kromosom kelamin XY atau XX. Trisomi mungkin dapat terjadi pada kromosom nomor 13,14 atau 15. Ciri-ciri penderita sindrome patau adalah kepala kecil, mata kecil, sumbing celah langit-langit, tuli, polidaktili, mempunyai kelainan otak, jantung, ginjal dan usus serta pertumbuhan mentalnya terbelakang. biasanya penderita meninggal pada usia kurang dari 1 tahun.

~Sindrome Edwards (47,XY + 18 dan 47,XX + 18)
penderita mengalami trisomik atau kelebihan 1 kromosom nomor 18, sehingga susunan kromosom pada laki-laki adalah 47,XY + 18, sedangkan pada perempuan adalah 47,XX + 18. Sindrom ini terjadi karena nondisjunction pada autosom nomor 18 pada saat ovulasi. Ciri-ciri penderita adalah memiliki kelaianan pada alat tubuh, telinga dan rahang bawah kedudukannya rendah, mulut kecil, mental terbelakang, tulang dada pendek, umumnya hanya mencapai umur 6 bulan.

~Sindrome Jacobs (47,XYY atau 44A + XYY)
penderita sindrome Jacobs mengalami penambahan satu kromosom Y pada kromosom kelaminnya sehingga mempunyai 44 autosom dan 3 kromosom kelamin yaitu XYY. Kelainan ini ditemukan oleh P.A. Jacobs pada tahun 1965 dengan ciri-ciri pria bertubuh normal, perawakan tinggi, bersifat antisosial, perilaku kasar dan agresif, wajah menakutkan, memperlihatkan watak kriminal, IQ di bawah normal (80-95). Penelitian di berbagai penjara di luar negeri menyatakan bahwa di antara narapidana yang tergolong sebagai pembunuh, perampok atau pemerkosa, tidak sedikit yang memiliki kromosom kelamin XYY.

~Wanita Super (47,XXX atau 44A + XXX)
penderita mempunyai kelebihan sebuah kromosom X sehingga memiliki 47 kromosom. Penderita steril karena alat genitalia bagian dalam mengalami kelainan, tapi penderita cenderung cerdas.
Siklus Hidup Lumut

Lumut mengalami siklus hidup diplobiontik dengan pergantian generasi heteromorfik. Kelompok tumbuhan ini menunjukkan pergiliran generasi gametofit dan sporofit yang secara morfologi berbeda. Generasi yang dominan adalah gametofit, sementara sporofitnya secara permanen melekat dan tergantung pada gametofit. Generasi sporofit selama hidupnya mendapat makanan dari gametofit seperti pada Gambar 2.2 (Mishler et al., 2003).



Pada siklus hidup tumbuhan lumut, sporofit menghasilkan spora yang akan berkecambah menjadi protonema. Selanjutnya dari protonema akan muncul gametofit. Generasi gametofit mempunyai satu set kromosom (haploid) dan menghasilkan organ sex (gametangium) yang disebut archegonium (betina) yang
menghasilkan sel telur dan antheredium (jantan) yang menghasilkan sperma berflagella (antherezoid dan spermatozoid). Gametangium biasanya dilindungi oleh daun-daun khusus yang disebut bract (daun pelindung) atau oleh tipe struktur pelindung lainnya (Mishler et al., 2003).

Gametangium jantan (antheredium) berbentuk bulat atau seperti gada, sedangkan gametogonium betinanya (arkegonium) berbentuk seperti botol dengan bagian lebar disebut perut dan bagian yang sempit disebut leher. Gametangia jantan dan betina dapat dihasilkan pada tanaman yang sama (monoceous) atau pada tanaman berbeda (dioceous) (Gradstein, 2003).

Fertilisasi sel telur oleh antherezoid menghasilkan zigot dengan dua set kromosom (diploid). Zigot merupakan awal generasi sporofit. Selanjutnya pembelahan zigot membentuk sporofit dewasa yang terdiri dari kaki sebagai pelekat pada gametofit, seta atau tangkai dan kapsul (sporangium) di bagian ujungnya.
Kapsul merupakan tempat dihasilkannya spora melalui meiosis. Setelah spora masak dan dibebaskan dari dalam kapsul berarti satu siklus hidup telah lengkap. 
b. Perkembangbiakan Tumbuhan Lumut
Apakah Anda juga menemukan anteridium yang berbentuk seperti tongkat dan arkegonium yang berbentuk seperti botol? Bila ya, maka Anda dapat mengetahui bahwa lumut mengalami reproduksi seksual, karena anteridium akan menghasilkan sejumlah gamet jantan berflagela (sel sperma) yang nantinya akan dilepaskan dari anteridium, karena dia hidup di tempat yang basah. Sel sperma ini dapat berenang. Arkegonium akan menghasilkan ovum. Perhatikan Gambar 7.15 berikut ini! Sel sperma (spermatozoid) akan berenang menuju arkegonium dan terjadilah pembuahan. Jadi, lumut mengalami pergiliran keturunan/metagenesis.

Pada arkegonium yang berbentuk seperti botol, ada bagian lebar yang disebut perut dan bagian sempit yang disebut leher. Kedua bagian ini mempunyai dinding yang terdiri atas selapis sel. Dalam bagian perut terdapat satu sel pusat besar, yang siap untuk dibuahi dan akan membelah menjadi sel telur. Bagaimana dengan bentuk anteridium? Bentuk anteridium seperti gada/bulat dan dindingnya seperti arkegonium yang terdiri atas selapis sel-sel mandul, di dalamnya terdapat sejumlah sel-sel induk spermatozoid berbentuk spiral pendek yang terdiri atas inti dan dua bulu cambuk. Apabila arkegonium telah masak, maka sel telur siap dibuahi dan akan membuka pada ujungnya. Pada bagian sel-sel leher dan perutnya menjadi lendir yang menghasilkan zat-zat tertentu sebagai daya penarik spermatozoid. Jika dibuahi akan menjadi zigot yang tidak akan memerlukan waktu istirahat, tetapi akan terus berkembang menjadi embrio yang diploid kemudian tumbuh menjadi suatu badan kecil yang akan menghasilkan spora yang disebut sporogonium.
Di dalam sporogonium terdapat kotak spora atau sporangium. Sporangium ini akan memproduksi spora (4 spora yang berkelompok/tetrade) dengan pembelahan meiosis, kemudian terlepas. Apabila dalam keadaan lingkungan yang cocok sporangium akan terbuka sehingga spora akan terlepas dan jatuh pada tempat yang cocok. Spora yang kecil (haploid) akan berkecambah menjadi suatu protalium disebut dengan protonema, bentuknya seperti benang tumbuh memanjang di atas tanah. Protonema ini akan tumbuh menjadi besar, tetapi ada pula yang tetap kecil. Pada protonema ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumut. Bagaimana dengan perkembangan lumut selanjutnya? Perhatikan dan pelajari Gambar 7.16 berikut ini, kemudian diskusikan dengan teman-teman Anda!
Berdasarkan skema daur hidupnya, tampak jelas dalam daur hidup lumut menunjukkan adanya pergiliran keturunan/metagenesis yang jelas. Perhatikan mulai dari spora tumbuh protonema dan seterusnya sampai menghasilkan anteridium dan arkegonium. Fase ini merupakan fase perkembangan yang haploid. Protonema dan lumutnya sendiri adalah gametofit sehingga disebut sebagai fase gametofit. Dari sel telur yang telah dibuahi tumbuh sporogonium dan merupakan fase perkembangan diploid. Sporogonium ini tidak hidup sendiri, tetapi mendapatkan makanannya dari gametofitnya. Sporogonium akan mengalami pembelahan secara reduksi menghasilkan spora, sehingga fase ini disebut sebagai fase sporofit. Demikian seterusnya kedua fase ini akan terjadi secara bergantian. http://biologi.blogsome.com/2011/08/15/lumut-ciri-umum-dan-perkembangbiakannya/ 


Spora dibentuk di dalam sporangium (kotak spora) yang terkumpul di dalam suatu badan yang disebut sorus yang terletak di bawah permukaan daun sporofil, berupa bintik-bintik kuning, cokelat, atau cokelat kehitaman. Swaktu masih muda, sorus dilindungi oleh selaput tipis yang disebut indisium.


Reproduksi Tumbuhan Paku

 
Reproduksi tumbuhan paku berlangsung secara metagenesis. Reproduksi vegetatif dengan spora haploid (n) yang dihasilkan oleh tumbuhan paku. Jadi, tumbuhan paku merupakan tumbuhan dalam fase sporofit (penghasil spora). Reproduksi generatif terjadi melalui peleburan antara spermatozoid dan ovum yang dihasilkan oleh protalium. Jadi, protalium yang berbentuk talus merupakan fase gametofit (penghasil gamet).
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakn atas 3 golongan, yaitu:
a. Paku homospora (isospora), yaitu tumbuhan paku yang hanya menghasilkan satu macam ukuran spora. Contoh: Lycopodium sternum (paku kawat).
b. Paku heterospora (anisospora), yaitu tumbuhan paku yang menghasilkan dua jenis spora yang berlainan yaitu mikrospora (berkelamin jantan yang berukuran kecil) dan makrospora (spora berkelamin betina yang berukuran besar). Contohnya adalah Marsilea crenata (semanggi) dan Selaginella (paku rane)
c. Paku peralihan, yaitu jenis tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran sama, tetapi berbeda jenis kelaminnya. Satu berjenis kelamin jantan dan yang lain berjenis kelamin betina. Contohnya adalah Equisetum debile (paku ekor kuda).
Setelah diamati metagenesis lumut dan paku diatas dapat kita simpulkan bahwa
  1. Gametofit paku umurnya lebih pendek dibanding sporofitnya karena yang terlihat di alam tumbuhan pakunya bukan Prothaliumnya , sedang pada lumut sebaliknya yang dialam tumbuhan lumutnya maka gametofitnya lebih lama / dominan hidupnya dibanding sporogonium
  2. Tumbuhan paku ada di bawah skema berarti kromosomnya diploid karena yang dibawah selalu berasal dari zygot hasil pertemuan dua sel kelamin , sebaliknya lumut haploid karena ada diatas skema yang terbentuknya hasil dari perkembangan spora. dan spora itu dibentuknya secara miosis ( pembelahan reduksi). 





BAB III
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari materi meiosis ini adalah dengan adanya meiosis ini kita dapat mengetahui proses pembelahan yang terjadi pada tubuh kita khususnya pada saat pembentukan sel anak. Selain itu kita dapat mengetahui perbedaan antara meiosis dan meitosis dan pada apa saja meiosis dapat berlangsung. Meiosis pada tumbuhan dapat terjadi pada Tumbuhan Lumut dan Tumbuhan Paku disini juga kita dapat mengetahui perbedaan meiosis pada tumbuhan lumut dan tumbuhan paku.

DAFTAR PUSTAKA